Badan Standardisasi Nasional
merupakan Lembaga pemerintah non-kementerian
Indonesia
dengan tugas pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi
di negara Indonesia. Badan ini menggantikan fungsi dari Dewan
Standardisasi Nasional (DSN). Dalam melaksanakan tugasnya Badan
Standardisasi Nasional berpedoman pada Peraturan Pemerintah No. 102 Tahun 2000
tentang Standardisasi Nasional. Badan ini menetapkan Standar Nasional Indonesia (SNI) yang digunakan
sebagai standar
teknis di Indonesia. Badan Standardisasi Nasional dibentuk dengan
Keputusan Presiden No. 13 Tahun 1997 yang disempurnakan dengan Keputusan
Presiden No. 166 Tahun 2000 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Kewenangan,
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Pemerintah Non Departemen sebagaimana
telah beberapa kali diubah dan yang terakhir dengan Keputusan Presiden No. 103
Tahun 2001, merupakan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) dengan tugas
pokok mengembangkan dan membina kegiatan standardisasi di Indonesia.
Pelaksanaan tugas dan fungsi
Badan Standardisasi Nasional di bidang akreditasi dilakukan oleh Komite
Akreditasi Nasional (KAN). KAN mempunyai tugas menetapkan akreditasi dan
memberikan pertimbangan serta saran kepada BSN dalam menetapkan sistem
akreditasi dan sertifikasi. Sedangkan pelaksanaan tugas dan fungsi BSN di bidang
Standar Nasional untuk Satuan Ukuran dilakukan oleh Komite Standar Nasional
untuk Satuan Ukuran (KSNSU). KSNSU mempunyai tugas memberikan pertimbangan dan
saran kepada BSN mengenai standar nasional untuk satuan ukuran.Sesuai dengan
tujuan utama standardisasi adalah melindungi produsen, konsumen, tenaga kerja
dan masyarakat dari aspek keamanan, keselamatan, kesehatan serta pelestarian
fungsi lingkungan, pengaturan standardisasi secara nasional ini dilakukan dalam
rangka membangun sistem nasional yang mampu mendorong dan meningkatkan,
menjamin mutu barang dan/atau jasa serta mampu memfasilitasi keberterimaan
produk nasional dalam transaksi pasar global. Dari sistem dan kondisi tersebut
diharapkan dapat meningkatkan daya saing produk barang dan/atau jasa Indonesia
di pasar global.
Hal ini dapat dilihat dari
adanya aliran utama yang menyumbang terhadap perkembangan bidang manajemen
operasi, yaitu:
1. Pembagian Kerja
Menurut Adam Smith, spesialisasi
tenaga kerja akan meningkatkan keluaran karena tiga faktor, yaitu:
a) Peningkatan keterampilan
karyawan;
b) Penghematan waktu kerja yang
hilang karena perubahan pekerjaan;
c) Penemuan peralatan-peralatan
dan mesin.
2. Revolusi Industri
Merupakan penggantian tenaga
manusia dengan tenaga mesin, dan James Watt adalah orang yang memberikan
sumbangan terbesar dalam Revolusi Industri dengan penemuan mesin uapnya sebagai
cumber utama tenaga mesin mobil untuk pertanian dan pabrik.
3. Manajemen Ilmiah
Dikembangkan oleh Frederick W.
Taylor dengan pengertian bahwa manajemen ilmiah merupakan:
a) Penerapan metode-metode
ilmiah pada studi, analisis, dan pemecahan masalah-masalah operasi;
b) Seperangkat
mekanisme-mekanisme dan teknik-teknik untuk meningkatkan efisiensi operasi
organisasi;
c) Hubungan manusiawi.
Dikembangkan oleh Elton Mayo,
bahwa motivasi karyawan adalah unsur krusial dalam peningkatan produktivitas
tanpa mengabaikan aspek lingkungan fisik dan teknik.
4. Model-model Keputusan
Kuantitatif
Digunakan untuk menyajikan suatu
sistem produktif dalam model- model matematika, contohnya rumusan EOQ untuk
manajemen persediaan, metode simpleks linear programming.
5. Komputer
Kegiatan operasi memanfaatkan
komputer untuk manajemen persediaan, scheduling produksi, pengawasan kualitas,
dan sistem pembiayaan.
Kalau sebelumnya saya sudah menjelaskan
pengertian manajemen operasi dalam lingkup yang sangat generik, yaitu suatu
proses, perlu kiranya disampaikan seberapa luas ruang lingkup manajemen
operasi. Beberapa hal yang membatasi ruang lingkup tersebut adalah:
Manajemen operasi merupakan satu
dari fungsi manajemen (functional management) dalam perusahaan. Selain
pemasaran, keuangan, sumber daya manusia, maka operasi adalah satu fungsi yang
sangat penting dalam menjalankan suatu perusahaan. Belakangan ini sudah umum
kita jumpai jabatan dalam perusahaan yang terkait dengan manajemen operasi,
seperti manajer dan direktur operasi.
Konsep proses dalam pengertian
manajemen operasi pada dasarnya mencakup semua proses, mulai dari proses
global/utama hingga subproses terkecil yang dapat dijumpai dalam perusahaan.
Walaupun hierarkinya boleh jadi sangat panjang, level proses yang dianalisis
hanya melibatkan beberapa level saja sesuai kebutuhan. Yang perlu menjadi
perhatian adalah level terbesar dari analisis proses adalah level dimana unit
dalam perusahaan berinteraksi dengan pihak lain seperti pemasok dan pelanggan.
Lebih dari itu, kajiannya sudah memasuki topik manajemen rantai pasok (supply
chain management).
Dengan demikian, ruang lingkup
analisis dalam manajemen operasi adalah keseluruhan proses yang terdapat dalam
suatu perusahaan.